Langsung ke konten utama

Ini Pakpak Bharat




Ada tempat terpencil
Tapi tidak terkucil
Menapak di sana
Aku bagai kelana
Tapi semua menyapa
Dalam keramahan mempesona

Dan kusebut tempat itu sebuah negeri di awan
Sebab langit begitu dekat dari sebuah ketinggian
Di ujung Sumatera yang tampak rawan
Lalu kujamah PAKPAK BHARAT yang menawan




Beruntung aku pernah tiba di sini.., di Pakpak Bharat yang tiap kali kusebut beberapa dahi berkerut karena belum pernah mendengar namanya. Masih di belahan Sumatera Utara dan merupakan wilayah pemekaran dari Dairi.

Tja.....! Bagaimana kalau urusan demografi ini kita bahas lain kali aja, karena pasti banyak info tentang itu. Aku justru ingin berkisah  soal kecantikannya. 
Mungkin aku belum terlalu banyak berkelana dan menjelajah negeri. Tapi dalam perjalanan alam yang pernah kulalui, ini baru kutemukan satu daerah TERPENCIL tapi tidak TERKUCIL.

Kemanapun kaki melangkah dan mata tertuju, tampak tertata rapi dan bersih dilengkapi fasilitas mendasar seperti pendidikan serta kesehatan juga kondisi jalan sangat memadai. Tak ubahnya seperti melaju di jalanan ibukota tapi tanpa kemacetan dan polusi. Udara bersih, segar, nyaman dan alam pun seolah menebar semua pesona yang ada. Mata sungguh dimanjakan sebab di tiap sudut selalu keindahan tersaji. Pohon kering berlatar langit biru pun tampak cantik karena suasana damai mendominasi.



Barangkali aku bertutur soal Pakpak Bharat terlalu berlebihan.. 
Tapi ini soal kejujuran rasa. Memang ini yang terasa selama di Pakpak Bharat karena kecintaan terhadap semesta tumpah ruah di sini.
Kekaguman akan sebuah tempat terpencil namun tidak terkucil terbentang telanjang 

Jadi jangan salahkan aku dengan segala perasaan yang ada... 
Sebab rasa tak pernah berdusta...





Penasaran?
Yuk terbang ke sana..
Kita berbincang dengan bahasa Cinta
Melangkah dalam rajutan berjuta Asa
Bernafas sambil mendendangkan Nada







 









Well.., this is my Style.., my Leisure..!
#CaraNaturalMenikmatiNature
#ilovenature


Komentar

  1. Taraaa kakak..aku peserta workshop AI di berastagi...
    Tulisannya bguss..bkn org pakpak tp keliatan cinta bgt sama pakpak bharat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Matahari Indonesia dari puncak Bukit Sikunir

Cerita dari Langit Indonesia Belahan Timur Ini aku lho... (ita sembiring) bukan Michael Jackson lho ya.... *puncak Sikunir - Dieng Plateau Masih seputar matahari Indonesia dan keberuntungan kita atas kekayaan siraman sinar surya.   Kalau sebelum ini aku berbagi cantiknya matahari terbit dari Pantai Tanjung Lesung wilayah Banten, sekarang dari puncak Sikunir Dieng Plateau. Demi menikmati sapaan awal matahari, ketinggian 2350mdpl bukan lagi penghalang buat didaki. Berat? Pastilah... buat ibu-ibu kayak aku. Nyerah? Nyarislah.. belum lagi 1/4 perjalanan. Ngos-ngosan? Bangetlah... tapi penasaran. Nyampe? Praise the Lord... akhirnya menapak juga di puncak Masih gelap dan mulai cari posisi buat nunggu Surya datang. Tripod mulai terpancang dan sok ngatur angle siap mengabadikan ritual alam. Nyaris 107 menit menanti tiba tiba muncul benda bulat bersinar kemerahan. WuuuuiiƬ... ini detik detik awal matahari menebar pesona natural.  Tapiii...

YUMMY APP

                                                              YUMMY APP Penyelamat Perut Saat Mumet   Perempuan harus bisa masak? Katanya sih begitu biar disayang suami, anak bahkan mertua. Aha….!  Sebagai ibu dengan dua anak, aku sama sekali tidak jago masak tapi ya harus masak dan tentu saja tetap disayang keluarga. Juga bukan tipe yang rajin mengulik resep masakan. Malas bacanya, ditambah lagi ngikutin resep makanan ini itu, jujur saja lebih banyak gagalnya juga. Barangkali  aku yang memang kurang teliti, tidak sabar termasuk tidak paham mengikuti instruksi di resep masakan itu. Jadi kalau turun ke dapur, sesuai hati dan gemulainya jemari saja dalam  mengaduk serta meracik bumbu yang tersedia. Bagiku dalam setiap masakan, bawang putih, bawang merah, kunyit dan lada cukup jadi penyelamat rasa. Prakti...