Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Ini Jakarte Punye Cerite

Jakarta.... bukan  punya Gua .... bukan punya Lu ... tapi punya Kitaaa .... Nyooook dijaga dan dicintai bersamaaaaa....  Orang bilang hidup di Jakarta Kejam... Padahal Jakarta nggak pernah marah lho.. Nggak pernah komplain kalau orang datang serombongan menikmati semua fasilitas yang ada... Orang bilang Jakarta macet... Padahal Jakarta nggak pernah beli mobil baru, kredit motor,  ugal-ugalan di jalan. Jakarta cuma nyediain ruas jalan... masih aja dikomplain.. Orang bilang Jakarta .... Orang bilang Jakarta .... Orang bilang Jakarta .... .......... .......... .......... .......... Orang boleh bilang Jakarta apa ajaa... tapi toh Jakarta masih jadi:  kota impian kota tujuan mengadu nasib Kota yang menjanjikan Kota dengan sejuta magma kehidupan Kota metropolitan berparas menawan ....... ....... ....... Well..,  this is  my STYLE...,  my LEISURE..! #CaraNatur

Ini 'tempat tidur legendaris'

Sleeping Beauty with Sweet Lullaby Hutan Mangrove - Muara Kurus, Tangerang  Tidur.... Itu kebutuhan... Tidur.... Bisa jadi sebuah 'kemewahan'  Terlebih buat para kaum metropolis yang punya sederet agenda seakan 24 jam sehari yang sudah ditetapkan sang Creator masih saja dirasa kurang hingga ada kosa kata : begadang. Gunung api Purba, Wonosari - Jogjakarta Candi Arjuna, Dieng Plateau - Wonosobo Kalau buat aku sih.. tidur jadi punya cerita sendiri bahkan jadi 'pose legendaris' karena aku bisa tidur kapan saja. Tidur pun bisa melahirkan keindahan dalam kenikmatan raga yang bisa melepeh semua lelah  di segala tempat. Beralaskan segala apa yang telah disediakan  alam.. akupun mudah saja menyatukan kerinduan dua kelopak mata (baca: tidur) Dan aku akan tertidur bagai si Sleeping Beauty  dengan alunan tembang Sweet Lullaby tapi cadas ala Deep Forest Dalam persembahan cinta semesta..., bagiku tak ada beda nikmat b

Ini Philosophy Pohon

Mikir sebelum Manjat Di rumah masa kecil aku dulu ada pohon mangga. Lumayan tinggi tapi rantingnya teratur.  Jadi bapakku bisa meletakkan papan di antara dahan dan jadi tempat favorit sepulang sekolah. Dari sekedar baca komik sampai tertidur di atas pohon itu sudah kejadian jamak. Termasuk kalau lagi sedih atau ngumpet dari tugas rumah bisa juga nangkring di atas pohon karena nggak ada yang ganggu. Mungkin juga nggak ada yang sadar kalau aku di atas pohon.  Setelah dewasa ( enggan pakai kata tua ), ternyata kebiasaan manjat yang sempat hilang puluhan tahun muncul lagi.  Tiap lihat pohon langsung gemas seakan manjat itu identik dengan 'menaklukkan' ketinggian. Ditambah lagi uji kelincahan di umur segini (berapa yaaaaa....?) Untuk sebagian orang ( apalagi aku ) memanjat itu mudah! Asik aja sekonyong konyong nyampe atas pohon. Justru masalah timbul biasanya pas mau turun. Bingung, panik sampai gelisah. Hal begini tidak terjadi berkali-kali. Cukup sekali! 

Ini Pakpak Bharat

Ada tempat terpencil Tapi tidak terkucil Menapak di sana Aku bagai kelana Tapi semua menyapa Dalam keramahan mempesona Dan kusebut tempat itu sebuah negeri di awan Sebab langit begitu dekat dari sebuah ketinggian Di ujung Sumatera yang tampak rawan Lalu kujamah PAKPAK BHARAT yang menawan Beruntung aku pernah tiba di sini.., di Pakpak Bharat yang tiap kali kusebut beberapa dahi berkerut karena belum pernah mendengar namanya. Masih di belahan Sumatera Utara dan merupakan wilayah pemekaran dari Dairi. Tja.....! Bagaimana kalau urusan demografi ini kita bahas lain kali aja, karena pasti banyak info tentang itu. Aku justru ingin berkisah  soal kecantikannya.  Mungkin aku belum terlalu banyak berkelana dan menjelajah negeri. Tapi dalam perjalanan alam yang pernah kulalui, ini baru kutemukan satu daerah TERPENCIL tapi tidak TERKUCIL. Kemanapun kaki melangkah dan mata tertuju, tampak tertata rapi dan bersih dilengkapi fasilitas mendasar